Menteri BUMN Luncurkan Perusahaan Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik


JAKARTA— Dikutip dari Liputan Koran Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumumkan pembentukan perusahaan baterai bernama Indonesia Battery Corporation (IBC). Investasi untuk holding ini mencapai Rp 238 triliun. Indonesia Battery Corporation didirikan oleh empat perusahaan milik negara, termasuk Pertambangan dan Industri Indonesia (Mind Id), PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan PT Aneka Tambang (Antam). Masing-masing BUMN memiliki 25% saham di IBC.


“Tahun ini, kami akan mulai berinvestasi dalam pengembangan sel baterai. Ini akan langsung (melibatkan) empat (BUMN) di KPI untuk berinvestasi di pabrik pembuatan baterai,” kata Pahala Nugraha Mansury (Wakil Menteri BUMN) seperti dikutip  Kompas, Senin, 29 Maret 2021.


KPI diharapkan memberikan dampak ekonomi yang nyata pada periode 2021-2023, karena saat ini membutuhkan masa pemulihan ekonomi pascapandemi. Perusahaan pengembang baterai ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi hingga 140 gigawatt hour (GWh) pada 2030. Ia memperkirakan 50 GWh sel baterai yang diproduksi IBC akan diekspor ke luar negeri, sedangkan sisanya akan digunakan di industri baterai. yang kemudian memproduksi kendaraan listrik di Indonesia.


“Kami ingin menciptakan nilai tambah ekonomi di industri pertambangan dan energi, khususnya nikel yang merupakan bahan utama baterai EV, mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik, dan berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan.” Selain itu, investasi besar-besaran seperti ini akan membuka banyak lapangan pekerjaan, terutama bagi generasi muda kita,” kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam konferensi pers pembentukan IBC, Jumat 26 Maret 2021, seperti dikutip  CNBC.


Penandatanganan perjanjian pemegang saham dilakukan pada 16 Maret 2021 oleh keempat BUMN tersebut. Terkait investasi, IBC membutuhkan dana sebesar 17 miliar dolar AS atau setara Rp 238 triliun untuk pembangunan pabrik hingga integrasi bisnis dari hulu hingga hilir. Setiap BUMN yang terlibat dalam KPI memiliki tanggung jawab masing-masing. Mind Id dan Antam akan bertanggung jawab atas penambangan dan pengolahan mineral mentah. Pertamina dan PLN akan berperan dalam pembuatan sel baterai dan kemasan baterai, serta pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia.


IBC juga akan bekerja sama dengan perusahaan teknologi dan pasar global untuk membentuk usaha patungan yang bergerak dalam rantai nilai industri baterai kendaraan listrik, mulai dari pemrosesan nikel, bahan prekursor dan katoda, hingga sel baterai, kemasan, sistem penyimpanan energi (ESS), dan daur ulang. . Hingga saat ini, beberapa perusahaan global yang bergerak di industri baterai kendaraan listrik telah menjajaki berbagai negara, seperti China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat (AS), dan Eropa. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meningkatkan Efisiensi Pajak Bisnis dengan Dukungan Ahli Perpajakan

Cara Cerdas Menentukan AC yang Tepat dan Memilih Layanan Perbaikan Berkualitas di Medan

Tips Terbaik Memilih AC yang Ideal untuk Kenyamanan Rumah Anda